KDM: Gara-Gara Outing Class, Ortu Siswa Banyak Terjerat Pinjol

RUANG INDONESIA, BANDUNG – Pendidikan seharusnya menjadi jembatan bagi masa depan cerah anak-anak bangsa, namun bagi sebagian besar orang tua di Jawa Barat, biaya sekolah justru menjadi beban berat yang mendorong mereka mencari solusi instan, termasuk meminjam dari pinjaman online (pinjol).

Fenomena ini menjadi perhatian serius Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang menyoroti bagaimana kegiatan sekolah dengan biaya tinggi, seperti study tour dan acara perpisahan, memicu orang tua terjerat utang.

Dalam pernyataannya, Gubernur Dedi mengungkapkan keprihatinannya terhadap tingginya angka pinjaman online di Jawa Barat. Ia menyebut banyak orang tua terpaksa mencari pinjaman karena beban biaya sekolah yang tidak bisa mereka penuhi dengan penghasilan sehari-hari.

“Tingginya angka pinjaman online di Jawa Barat, sebagian disebabkan oleh biaya sekolah. Tidak semua orang tua mampu membayar biaya study tour atau kunjungan industri. Jangan sampai orang tua berhutang ke bank emok atau pinjol,” ujar Dedi dalam pernyataan yang disampaikannya melalui kanal YouTube KDM Channel, Rabu (25/2/2025).

Banyak orang tua yang berusaha sekuat tenaga agar anaknya tidak merasa berbeda dengan teman-teman mereka yang bisa mengikuti study tour atau acara perpisahan mewah.

Akibatnya, mereka rela mencari pinjaman, baik dari pinjol ilegal maupun koperasi simpan pinjam berbunga tinggi. Sayangnya, banyak dari mereka tidak sepenuhnya memahami risiko besar yang datang dengan pinjaman berbunga tinggi tersebut.

Melihat dampak yang semakin meluas akibat biaya sekolah yang tinggi, Gubernur Dedi Mulyadi mengeluarkan larangan tegas terhadap kegiatan study tour ke luar Jawa Barat dan segala bentuk perpisahan yang membutuhkan biaya besar. Ia meminta agar sekolah tidak memberatkan orang tua dengan mewajibkan kegiatan tersebut.

“Kegiatan perpisahan atau kelulusan sebaiknya dilaksanakan secara kreatif oleh siswa melalui OSIS, tanpa campur tangan pihak sekolah atau guru. Iuran diperbolehkan asalkan diinisiasi dan dikelola oleh siswa sendiri,” jelasnya.

Selain itu, Dedi menegaskan agar sekolah tidak mendramatisasi atau memaksakan acara perpisahan dengan konsep mewah yang justru menyulitkan banyak keluarga. Ia berharap kebijakan ini dapat mengurangi tekanan finansial pada orang tua serta menekan angka pinjaman online yang merajalela di Jawa Barat. (*/DN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *